Semarang | (13/07/2022) Perawat juga menjadi tenaga kesehatan yang berada digaris depan dalam pelayanan kesehatan yang harus mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu keperawatan saat ini. Ilmu pengetahuan dan skill perawat yang terkait Basic Trauma and Cardiac Life Support (BT&CLS) adalah salah satu prasyarat yang harus dimiliki. Perawat dituntut untuk selalu meningkatkan ilmu pengatahuan agar bisa selaras dengan perkembangan tehnologi terkini dalam bidang kesehatan yang memenuhi standar baik nasional maupun internasional termasuk kompeten dalam manajemen Basic Trauma and Cardiac Life Support (BT&CLS) pada pasien. Hal tersebut yang melatarbelakangi program studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan (Fikkes) Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) bekerjasama dengan Dewan Pimpinan Komisariat (DPK) Persatuan Perawat Indonesia Unimus dan Yayasan Ambulan Gawat Darurat (AGD) 118 menyelenggarakan pelatihan BT&CLS.
Pelatihan diikuti oleh 72 peserta mahasiswa DIII Keperawatan semester akhir dengan menghadirkan enam orang trainer dari tim Ambulan Gawat Darurat (AGD) 118 Jakarta dan traineer AGD 118 dari dosen keperawatan Unimus . Pelatihan dilaksanakan di kampus Unimus selama empat hari 12-15 Juli 2022. “Pelatihan Basic Trauma and Cardiac Life Support (BT&CLS) dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi lulusan dalam penanganan kegawat daruratan, agar kelak lulusan mampu bersanding dan bersaing dengan lulusan dari institusi lain dalam dunia kerja” papar Dr. Ns. Yunie Armiyati, M.Kep, Sp.Kep.MB selaku Kaprodi D3 Keperawatan Unimus. “Alasan lain adalah bahwa hampir semua istansi pelayanan kesehatan mempersayaratkan menyertakan sertifikat BT&CLS sebagai bukti telah mengikuti pelatihan dan memiliki pengetahuan dan serta skill dalam bidang tersebut juga sangat menentukan dalam penerimaan tenaga kerja” tambahnya.

Pelatihan dibuka oleh Kaprodi D3 Keperawatan dihadiri oleh ketua PPNI DPK Unimus Ns. Chanif, MNS dan penanggungjawab training dari AGD 118. Dalam sambutannya ketua DPK PPNI Komisariat Unimus memaparkan bahwa pelatihan BT&CLS ini bertujuan untuk memberikan pembekalan bagi lulusan perawat yang akan bekerja terjun ke masyarakat karena kemampuan dasar penanganan pasien trauma menjadi syarat utama bagi perawat yang akan bekerja di rumah sakit, klinik maupun fasilitas kesehatan yang lain. “Perawat juga harus mumpuni mengelola pasien dengan kegawatan karena henti jantung, henti atau trauma sehingga dapat menolong pasien dan mencegah morbiditas pada kasus kegawat daruratan” pungkasnya.

Selama mengikuti pelatihan, peserta training akan mendapatkan materi tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), Bantuan Hidup Dasar, Initial assesment, stabilisasi airway dan breathing, penatalaksanaan kegawatan kardiovaskuler, Elektro Kardio Grafi (EKG), Resusitasi Jantung Paru (RJP), DC Shock, penatalaksanaan trauma dan fraktur, manajemen syok dan keracunan, serta stabilisasi musculoskeletal dan Spinal Cord. Kegiatan pelatihan meliputi perkuliahan kelas, diskusi, praktikum dan evaluasi (tulis dan praktek) serta simulasi manajemen bencana.