Sebanyak 94 Mahasiswa D3 Keperawatan Unimus Ikuti Pelatihan BT&CLS

Semarang | (24/08/2020)  Ilmu Pengetahuan dan skill perawat yang terkait Basic Trauma and Cardiac Life Support (BT&CLS) adalah salah satu prasyarat yang harus dimiliki. Perawat juga menjadi tenaga kesehatan yang berada digaris depan dalam pelayanan kesehatan yang harus mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu keperawatan saat ini. Perawat dituntut untuk selalu meningkatkan ilmu pengatahuan agar bisa selaras dengan perkembangan tehnologi terkini dalam bidang kesehatan yang memenuhi standar baik nasional maupun internasional termasuk kompeten dalam manajemen Basic Trauma and Cardiac Life Support (BT&CLS) pada pasien. Hal tersebut yang melatarbelakangi program studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan (Fikkes) Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) bekerjasama dengan Dewan Pimpinan Komisariat (DPK) Persatuan Perawat Indonesia Unimus dan Yayasan Ambulan Gawat Darurat (AGD) 118 menyelenggarakan  pelatihan BT&CLS.

“Pelatihan diikuti oleh 94 peserta mahasiswa DIII Keperawatan dengan menghadirkan enam orang trainer  dari tim Ambulan Gawat Darurat (AGD) 118 Jakarta. Pelatihan terbagi menjadi dua periode, periode pertama dilaksanakan 17-20 Agustus 2020 sedangkan periode kedua dilaksanakan 21-25 Agustus 2020.” papar Ns. Chanif, MNS selaku kaprodi DIII Keperawatan. “Pelatihan Basic Trauma and Cardiac Life Support (BT&CLS) dilaksanakan di ruang terbuka dengan mamatuhi protokol kesehatan masa pandemi” tambahnya. Pembukaan dilakukan oleh Dekan Fikkes Dr. Ali Rosidi, M.Si dihadiri oleh Ka Prodi DIII Keperawatan Ns. Chanif, MNS dan penanggungjawab training dari AGD 118.

“Pelatihan Basic Trauma and Cardiac Life Support (BT&CLS) ini bertujuan memberikan pembekalan bagi lulusan perawat yang akan bekerja terjun ke masyarakat karena kemampuan dasar penanganan pasien trauma menjadi syarat utama bagi perawat yang akan bekerja di rumah sakit, klinik maupun fasilitas kesehatan yang lain” ungkap Kaprodi DIII Keperawatan yang juga menjadi ketua DPK PPNI Komisariat Unimus. “Alasan lain adalah bahwa hampir semua istansi pelayanan kesehatan mempersayaratkan menyertakan sertifikat BT&CLS sebagai bukti telah mengikuti pelatihan dan memiliki pengetahuan dan serta skill dalam bidang tersebut juga sangat menentukan dalam penerimaan tenaga kerja” tandasnya. “Perawat juga harus mumpuni mengelola pasien dengan kegawatan karena henti jantung, henti atau trauma sehingga dapat menolong pasien dan mencegah morbiditas pada kasus kegawat daruratan” pungkasnya.

Selama mengikuti pelatihan, peserta training akan mendapatkan materi tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), Bantuan Hidup Dasar, Initial assesment, stabilisasi airway dan breathing, penatalaksanaan kegawatan kardiovaskuler, Elektro Kardio Grafi (EKG), Resusitasi Jantung Paru (RJP), DC Shockpenatalaksanaan trauma dan fraktur, manajemen syok dan keracunan, serta stabilisasi musculoskeletal dan Spinal Cord. Kegiatan pelatihan meliputi perkuliahan kelas, diskusi, praktikum dan evaluasi (tulis dan praktek) serta simulasi manajemen bencana.